Pendakian Gunung Salak

                Gunung salak merupakan salah satu gunung api yang masih aktif, memiliki tinggi 2211 mdpl (puncak 1), bagi sebagian pendaki gunung salak dikenal sebagai gunung yang unik, track terjal ditengah hutan alam yg masih lebat, sangat sedikit info yang bisa didapat mengenai pendakian ke gunung salak.

 Selayang Pandang,

               Gunung salak sering dikaitkan dengan misteri, apalagi peristiwa jatuhnya pesawat sukhoi superjet 100 yang cukup menggemparkan tanah air. Gunung salak memiliki kawah aktif yang dinamakan kawah ratu, kawasan yang masuk ke dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tidak begitu ramai oleh aktifitas pendakian jika di bandingkan dengan gunung lain di jawa barat. Dari beberapa sumber nama salak berasal  dari bahasa sangsekerta ‘Salaka’ yang berarti perak, nama salak juga dikaitkan dengan mama kerajaan ‘Salakanagara’, dan nama salak diambil dari nama kerajaan itu, yang menurut sumber pengungkapan kerajaan salakanegara saat ditemukan prasasti di kerajaan cirebon, namun hal ini juga tidak bisa dibuktikan kebenaranya, cerita lain menurut warga cidahu, nama salak diambil dari nama buah raksasa yang dahulu tumbuh disana, yaitu buah salak. Begitulah salak, apapun asal namanya bagi kami tetaplah sama, salak sebagai simbol kebudayaan tanah parahayangan dg adanya makam mbah salak dipuncaknya.

Pendakian yang tak seperti biasanya,

               Biasanya ketika mendaki kami berangkat jum’at pagi, namun karena beberapa peserta pendakian ada yang masuk malam, jadi pendakian dimulai sabtu pagi, padahal jalur yang akan kami tempuh adalah jalur macet menuju puncak bogor. Sabtu jam 04:30 anggota yang bermalam di basecamp impeesa sudah mulai mempersiapkan perjalanan, armada tempurpun sudah siap. Jam 05:00 armada mulai diberankatkan menuju titik jemput, ada dua titik penjemputan yang memaksa dua armada berpisah dan akan kembali bertemu di cikampek arah jakarta. Jam 06:00 kita sudah menuju lokasi, menyusuri tol jakarta cikampek dan dilanjutkan tol jagorawi. setela keluar tol ciawi kita ambil kanan ke arah sukabumi.

            Info yang kami dapat sangat terbatas untuk sampai di basecmap pendakian salak, kami pun hanya mengandalkan google maps untuk mencari lokasi basecamp di dekat salah satu tempat spa yang cukup mewah. Walhasil kamipun nyasar, bukan jalan raya mulus yang kami dapati, namun jalan berbatu tajam yang sangat terjal dan sempit. Sempat khawatir juga takut armada kena masalah, mengingat armada yang dibawa bukanlah panser anoa, melainkan city car yang seharunya jalan di jalanan mulus tanpa batu. Semakin lama kami menyusuri jalan, semakin ada keraguan, saat kita nanya ke warga sekitar, memang ini benar menuju javana spa, namun jalur alternatif, dan ternyata ada jalur yang lebih bagus dan besar. Dengan penuh keyakinan dan kehati-hatian, akhirnya kami sampai dipertigaan SD dan sampailah ke jalur utama. Mungkin karena lega sudah menemukan arah yang benar, baru nyadar daritadi lapar. Akhirnya mampir ke warung sunda untuk mengisi tenaga.

               Tak lama setelah kami melanjutkan perjalanan, terlihatlah komplek bangunan yang megah, itulah javana spa yang kita cari, sebagai acuan pintu masuk pendakian gunung salak. Sorak sorai kami yang ada dimobil langsung memecah keheningan yang sedari awal mengiringi langkah kami. Dengan senyum,  kulihat plang Selamat Datang Taman Nasional Gunung Halimun Salak. KIta diarahkan memarkir mobil dan mengurus simaksi. Saya turun bersama badrun, tak perlu waktu lama untuk mendaftarkan rombongan, karena memang disana sepi, tidak seperti pintu masuk gunung lain yang sangat ramai.

Pintu Masuk Yang PHP, sangkin semangatnya kami langsung menurunkan alat perang dari mobil, dan ternyata pintu awal pendakian masih sejauh 3 Km jalan nanjak yang bisa diakses mobil karena memang akses ke pintu awal pendakian searah dengan jalan menuju javana spa. Tas kita rapikan lagi, dan cus meluncur ke pintu pendakian. Sungguh PHP yang sangat menyakitkan ketika kita sadar membawa 2 mobil dan satu driver kami tidak ikut naik, ditambah lagi parkiran yang dijaga hanya di pintu awal. terpaksa saya, mas ade dan mas tino harus kebawah lagi markirin mobil, dan jalan kaki sampai pintu masuk. PHP yang sangat luar biasa, belum juga mulai mendaki, cakra kita sudah mulai hilang bertebaran bersama keringat yang menetes.

Ucapan Selamat datang dari 2211 Mdpl, setelah kami cek perlengkapan akhir dan melakukan briefing mengenai teknis pendakian, gambaran route dan menentukan titik camp, kami langsung memuali pendakian dengan didahului doa bersama. Pintu masuk yang kecil berpagar besi kami lalui, tanjakan terjal berbatu nan licin langsung menyambut perjalanan kami, jurang curam disisi kiri dan pepohonan bambu yang mengiringinya membuat kesan tersendiri di perjalanan kali ini. Baru melangkahkan kaki beberapa menit rombongan haris terhenti karena saya mengalami masalah dengan perut, terasa sangat mual. Setelah dirasa cukup nyaman, perjalanan kami lanjutkan.

Stelah melewati tanjakan terjal, sampailah di track datar yang cukup mengasikan, melalui jembatan kayu yang sudah hampir lapuk, ternyata disisi kanan ada jalan beraspal yang membuat kami tertawa sendiri, itu adalah jalan aspal menuju javana spa, kita hanya diputar dan melewati jalan disisi kiri dengan pembatas tumbuhan semak yang cukup lebat. Sesekali jalanan turun naik dan sampailah di pertigaan, kita langsung ambil kiri sesuai petunjuk peta. Untuk jalur sendiri sudah sangat jelas, ditandai dengan patok berjarak 100 Meter. jadi setiap 100 meter kita bisa menemukan patok, untuk track ke puncak salak diawali dengan patok 1-25 sampai pertigakan, kekiri menuju mata air dan jika diteruskan sampai ke kawah ratu, dan kekanan menuju ke puncak dan patok di mulai dari 0 lagi sampai patok ke 50 atau puncak.

Kembali ke pertigaan awal kita ambil arah kiri, jalur mulai sedikit menanjak dan dilanjutkan jalan yang cukup landai, track batu yang tersusun memanjakan langkah kita, suasana hutan sudah mulai terasa, disepanjang jalur banyak pepohonan tumbang yang memaksa kita berjalan ektra hati-hati. Etape pertama kita lalui dengan penuh semangat, hingga sampai di patok ke 25 pertigaan kawah ratu. Disitu tanah cukup luas untuk sekedar istirahat dan menjalankan kewajiban, karena dekat dengan mata air sehingga kami bisa mengambil air wudhu dengan mudah.

Hutan Alam nan Asri, perjalanan menuju puncak salak kami lanjutkan. Hutan yang sangat lebat dengan track basah menyambut kami, hawa dingin dan sunyi mulai terasa, cagar alam yang sangat luar biasa mengingatkan kami ke hutan alam gunung slamet. langakh demi langkah kami lalui, candaan masih mengiringi langkah kami. patok demi patok kami lalui, sampai bertemu track yang cukup sulit, kami dihadapkan dengan hamparan lumpur, setelah mencermati track kami melihat ada bekas jejak dipepohonan sejenis pandan namun sangat besar, tersusun rapi seakan membentuk jalur untuk dilewati, aku mencoba melintasi track untuk memastikan track itu bisa dilalui dengan aman. setelah kami melewati  jalur berlumpur, tanjakan demi tanjakan kami lalui, langkah kami semakin berat setelah melalui dua pohon besar yang berjejer, hawa dingin langsung terasa setelah melewati dua pohon itu. Hari sudah semakin sore, namun kami masih sangat jauh dari tujuan.

Kekhawatiran mulai timbul, hawa-hawa aneh mulai terasa olehku, seiring semakin gelapnya hari, langkah kami semakin berat, kami sering berhenti untuk melepas lelah. Entah karena sudah mulai kehilangan tenaga atau yang lain, kami melangkah dengan sangat berat. Sesekali kami mencari tempat yang lapang untuk beristirahat dan membuka perbekalan, namun kami hanya melewati track menanjak. Tanah merah dengan hiasan akar yang menjulang sepanjang jalur membuat kita semakin terasa lelah. Hari semakin gelap, jam menunjukan pukul 17:50 namun kami belum menemukan lahan untuk beristirahat. Suasana sudah mulai berubah, kami sedikitpun tak ada gambaran apa yang akan ada didepan, karena tak ada satupun dari rombongan kami yang pernah kesana.

Ditengah track terjal, samar namun terlihat ada cahaya diatas ketinggian, kami mulai lega karena didepan sudah ada tanda kehidupan, sepanjang jalan dari pertigaan kawah ratu kami tidak bertemju dengan rombongan lain, wajar kalau kami merasa senang ada rekan pendaki didepan jalan yang kami susuri. Jam 18:30 kami sampai di sumber cahaya, yang ternyata hanya satu tenda berisi dua orang yang sedang memasak. Kami pun permisi ikut gabung istirahat, kami bergantian sholat sambil menyiapkan minuman hangat andalan kami, kopi hitam kupu-kupu.

Tamu tak diundang, stelah kami selesai beristirahat, perjalanan kami lanjutkan. Senter kita nyalakan semua, karena gelapnya malam ditambah hutan alam yang sangat lebat membuat kami harus ektra hati-hati. Berbeda dengan sebelumnya, langkah kami terasa sangat ringan, kami berjalan begitu cepat meskipun track yang kami lalui lebih berat dari sebelumnya. Jalan yang lebih mirip saluran air kami lewati dengan penuh keyakinan. Jam 20:00 kami masih sangat semangat, terus melewati tanjakan demi tanjakan, sesekali kita harus bersusah payah merangkak naik untuk bisa melanjutkan perjalanan.

Ditengah track terjal terkadang ada juga turunan yang cukup terjal, hal ini sangat wajar karena kontur jalur menuju puncak memang naik turun. kalau dilhat dari jauh, nampak puncak salak seperti bergerigi dan bersusun. Sesekali kami berhenti untuk beristirahat, duduk ditemani kunang-kunang terasa sangat romantis sampai kami matikan senter untuk sekedar menikmati indah kelap kelip kunang-kunang. Tak lama setelah kami melanjutkan perjalanan, ada hawa yang berbeda mulai terasa. Aku merasa ada yang mengawasi langkah kami, namun hal ini aku pendam dengan harapan rekan yang lain tidak ikut hawatir. Badari yang ada didepanku mulai ikut merasakan, sangat kental sekali hawa mistis yang mengiringi langkah kami.

Ditengah kebisuan, kami terus melangkah dengan harapan akan menemukan area perkemahan. Ketika itu saya jalan paling belakang, seketika rombongan terhenti karena didepan ada turunan yang lumayan terjal sehingga kami sedikit melompat. Setelah saya melompat untuk yang terakhir, terdengar suara lompatan lagi, bulukuduk langsung berdiri pertanda ada sesuatu yang ganjil dalam perjalanan kali ini. Badari yang mulai ikut merasakan berbicara, kamipun sepakat untuk tidak membicarakanya lebih lanjut, karena kami tau ada tamu yang tak diundang yang datang dan ikut melangkah. Kami terus mempercepat langkah, namun perasaan akan kehadirian tamu yang tak kami kenali semakin kuat, saya pun memutuskan untuk berhenti dan sejenak melihat keadaan sekitar, dengan penuh yakin sayapun mencoba berinteraksi dengan mereka, yang intinya kami datang bukan untuk mengganggu, juga datang tidak untuk mencari teman.

Kejadian pertama sudah membuat saya khawatir, saya sarankan untuk selalu berdoa dan tidak mengkosongkan fikiran, karena sesuatu bisa terjadi kapanpun ditengah track yang terkenal cukup misterius. Ditengah kekhawatiran kami menemukan tanah lapang diantara jurang, setelah kami berdiskusi akhirnya kami putuskan untuk mendirikan tenda di area itu.

Misteri Camp patok 28, seingat saya area camp tidak jauh dari patok ke 28, masih cukup jauh dari puncak namun keadaan memaksa kami untuk berhenti. Kamipun membagi tugas, ada yang memasak dan juga ada yang mendirikan tenda. kami mebawa tiga tenda untuk sepuluh orang, namun hanya dua tenda yang bisa kami dirikan karena keterbatasan langkah. Disamping kanan jurang yang cukup dalam, sehingga kami memasang webing membentuk pembatas yang dikaitkan diantara dua pohon ditepian jurang.

Stelah selesai mendirikan tenda, sayapun membantu membuat menu masakan, ada yang memasak nasi, menggoreng tempe dan membuat rendang. Saat kami memotong daging sapi yang kami bawa untuk dimasak, hawa dingin mulai terasa. Bukan seperti hawa dingin biasanya, aura mistis mulai terasa. Suara-suara aneh mulai terdengar, kami semua berusaha tenang. semakin lama hawa itu semakin terasa, sayapun mundur dari tim masak dan duduk diantara tenda dan pohon besar beralaskan matras hitam, karena susasana tak kunjung mencari, sayapun membaca Al-Qur’an untuk memecah keheningan malam itu, ditengah lantunan ayat suci yang kubaca, saya merasakan ada yang sedang mengawasi.

Setelah selesai membaca, sayapun berlanjut membaca talbir, tahmid dan tasbih, dan ditutup dengan kalimat tahlil, setelah itu saya lanjutkan berdoa dan Alhamdulillah, setelah selesai seketika hawa hangat terasa. Dingin yang tadinya cukup mencekap hilang dalam sekejap, kamipun makan dan bersiap untuk beristirahat. Namun beberapa teman kami yang mendapat panggilan alam masih sempat ditakutkan dengan bayangn-bayangan hitam yang melintas di kanan dan kiri ketika melakukan panggilan alam.

Sebelum tidur kami bergantian mendirikan sholat, namun karena hanya bisa mendirikan dua tenda yang berkapasitas 3 dan 4 orang, terpaksa harus berdesak-desakan. masing-masing tenda hanya bisa dipaksakan masuk satu orang lagi, sehingga saya harus tidaur diluar. tepat diantara dua tenda ditengah gelapnya hutan alam yang sangat lebat. Sesekali terlihat bayangan-bayangan yang melintas, namun dengan keyakinan dan doa akhirnya saya bisa tidur pulas.

Tanjakan Terjal, Jam menunjukan pukul 04:00,saya mulai membangunkan teman-teman untuk melanjutkan perjalanan. Dengan menyiapkan bekal yang cukup, kami meninggalkan peralatan mendaki di area camp, suapaya kami bisa berjalan lebih cepat mengingat puncak masih jauh. Setelah berjalan cukup jauh, kemi menjumpai tanjakan yang sangat terjal, meski sudah disediakan tali untuk memanjatnya, namun tetap saja track itu menyulitkan kami. Tanjangan yang sangat terjal dan tinggi kita leati secara bergantian. Tak lama setelah kami melewatinya, kami menjumpai area camp yang cukup luas, kamipun berhenti untuk mendirikan shalat shubuh.

Setelah selesai kami melanjutkan track menurun, setelah turunan kami kembali disambut dengan tanjakan terjal. tak jarang kami melewati jalan setapak dengan jurang disisi kanan dan kirinya, didalam kejauhan terlihat api menyala. Kami tidak tau persisi, akibat kebakaran atau memang itu area kawah, mengingat lokasi kawah ratu tak sejauh itu. Hari sudah mulai terang, kami masih melaju di patok ke 45, hatipun sudah mulai lega dengan datangnya cahaya matahari yang mulai menyinari langit. langkah demi langkah kami lalui, dan sampailah kami di patok 49, 100 meter sebelum puncak. Kami semakin semnagat untuk berjalan, dan Alhamdulillah kami sampai di puncak salak 1 dengan ketinggian 2211 mdpl. Sungguh perjalanan yang sangat luar biasa, gunung dengan ketinggian 2211 mdpl memiliki track yang jauh lebih berat. Kamipun berfikir kalau gunung salak adalah gunung dengan track paling berat sejawa barat, mengalahkan tingginya ciremai dan terjalnya cikuray , gambaran tanjakan setan digunung gedepun kalah dengan tanjakan terjal digunung salak.

Makam Mbah Salak, Puncak Salak Manik 1, sungguh perjalanan yang sangat luar biasa, membelah hutan alam dan bersabar diantara misteri yang kamipun tak tau pasti ada apa dan kenapa itu bisa terjadi. Ditengah megahnya puncak salak, ada makam yang cukup panjang. Di batu nisan tertulis Makam Mbah Salak. Makam ulama yang cukup melegenda, namun sangat ironis, diarea makam banyak sesajen. cerutu dan rokok yang menyala yang sengaja ditinggalkan tepat diatas makam. Tanpa ragu saya memasuki area makam dan membuang semua sesaji seperti rokok, cerutu dan barang-barang tak jelas. Setelah saya bersihkan, saya lanjutkan untuk sekedar bedoa tepat disamping makam.

Senang melihat temen-teman kami senyum ceria dan sibuk dengan kamera, berfoto dan bersendagurau, kamipun sempat mengabadikan moment itu kedalam video. setelah kami puas menikmati pemandangan alam yang begitu menakjubkan, kami berkumpul untuk menikmati teh hangat ala mas ade dan kopi hitam kupu-kupu yang diaduk 21 kali kearah kiri buatan mas mugi. Kami bersykur, memiliki alam yang sangat indah, dan semoga kami bisa menjaganya hingga anak cucu kami kelak.

Gunung salak memang memiliki misteri, namun dengan niat baik dan tindakan yang baik pula, perjalanan kesana tak perlu dikhawatirkan. Pesan saya untuk pendaki yang akan pergi kesana, ajaklah orang yang sudah pernah kesana, bersikaplah yang baik, jaga tutur kata, selalu permisi ketika akan membuang hajat, dan bawa turun sampah baik yang kita hasilkan atau yang tergeletak disepanjang jalur pendakian. Semoga pengalaman kami menjadi informasi yang bisa diambil manfaatnya. Terimakasih….

Peserta pendakian Salak:

  1. Ahmad Fatah
  2. Acmad Badari
  3. Dimas Aditya
  4. Ade Suntoro
  5. Agustino Rekso
  6. Kodrat Eko Widodo
  7. Amin Saefudin
  8. Mugi Setyo Widodo
  9. Wandra Ade Saputra
  10. Cici Armiarsi

Dokumentasi:

Tinggalkan komentar