Survival ‘Pantaskah Kita Tersesat’

Survival adalah seni bertahan hidup, berorientasi pada kemandirian dan kemampuan diri dalam menghadapi kondisi tersulit. Banyak artikel yang mengupas tuntas apa itu survival, materi disusun secara sistematik layaknya buku kurikulum dalam pembelajaran disekolah. Disini tidak akan dibahas mengenai ilmu survival, karena sudah dangat benyak yang mengupasnya. Mari kita coba lihat dari sisi lain, supaya pengetahuan kita sedikit berkembang.

Dari beberapa pengalaman saat seseorang dinyatakan hilang digunung, pasti semua berkonsentrasi untuk melakukan pencarian, dan kejadian itupun menggugah para penggiat alam untuk menggali lebih dalam bekal ilmu mereka khususnya survival, dengan maksud sebagai antisipasi manakal ada keadaan darurat yang memaksa kita untuk bertahan hidup dalam kondisi yang jauh dari kata nyaman.

Mari kita awali dari sebuah perenungan. “Kita belajar memahami dan menguasai ilmu survival, namun apakah kita sudah belajar mengantisipasi supaya kita tidak masuk kedalam keadaan itu”. Ketika kita dilontarkan dengan pertanyaan APA itu Survival? Meski beragam pasti akan mudah untuk menjawabnya, minimal dengan dua kata ‘Bertahan Hidup’. Lalu jika kita dihadapkan dengan pertanyaan, Bagaimana bisa seseorang hilang digunung? Jawabanya mungkin masih mudah, karena jawaban teoritik sangat banyak sekali. Lalu satu pertanyaan lagi ‘Pantaskah kita Hilang di Gunung?’ silahkan cermati dan jawab sendiri pertanyaan tersebut.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang hilang atau tersesat digunung;

  1. Faktor Alam, Dalam cuaca normal mungkin akan sangat mudah mengikuti track yang telah ada, jarak pandang luas karena cuaca cerah. Akan sangat berbeda jika kabut turun, pandangan kita akan sangat terbatas, ditambah lagi saat hujan turun, beberapa gunung seperti ciremai, salak dan gunung-gunung lainya, track cenderung seperti aliran sungai saat hujan, keadaan sangat berpotensi menyebabkan kita kehilangan arah. Bisa karena percabangan aliran yang kita kira jalur, atau karena kita memilih jalan lain untuk menghindari aliran air. Faktor alam yang lain ketika terjadinya longsor yang menyebabkan jalan terputus, saat kita memaksakan melewati jalur alternatif tanpa memperhitungkanya dengan matang, juga sangat berpotensi menyebabkan kita tersesat.
  2. Persiapan yang minim, Persiapan pendakian sangatlah penting, kita harus benar-benar mengenali jalur, memetakan perjalanan dan manajement waktu. Terlebih jika semua anggota dalam pendakian belum pernah melakukan pendakian ditempat yang sama sebelumnya. Jika persiapan sudah minim, atau malah asal-asalan, ditambah ada faktor alam yang muncul dalam perjalanan, keadaan ini akan sangat berpotensi menyebabkan kita tersesat digunung.
  3. Ego yang tinggi, inilah yang sering terjadi saat hilangnya seseorang di gunung, ego yang tinggi sehingga seringkali ada yang terpisah dari rombongan, entah apa motivasinya namun kenyataanya ego lah yang sering muncul dan membawa masalah baru. Mungkin benar dia yang terkuat, terpandai, paling berpengalaman, namun ketika ego itu muncul, semua akan berbeda keadaanya.
  4. Faktor Sikap, Gunung adalah rumah bagi tuanya, entah itu tumbuhan, hewan atau penduduk asli dilereng gunung tersebut. Jagalah sikap kita, rendahkan diri kita dan sopanlah terhadap penduduk sekitar basecamp. Kita adalah tamu yang wajib menghormati adat istiadat dimana kita berkunjung. Terlebih sikap kita selama pendakian, disorientasi jalur juga sering terjadi karena perilaku kita yang gaduh, sembrono dan sesuka hati dalam bersikap. Ingat, Gunung dan Hutan juga dihuni oleh makhluk tak kasat mata, mereka tinggal disana jauh sebelum kita mengenal gunung itu apalagi berkunjung kesana. Banyak sekali cerita mistis dibalik hilangnya seseorang dalam pendakian, di akui atau tidak, dari pengalaman saya sendiri, ketika kita sudah bersikap tidak baik, sombong dan meremehkan track pendakian, “Maka Kita PANTAS untuk Tersesat Digunung”

Sedikit berbagi pengalaman, mari kita menjaga diri untuk tidak tersesat, karena menjaga lebih baik dari pada menanggulanginya, kalau sudah tersesat bukan hanya kita yang repot, keluarga jadi hawatir, volunteer dan tim sar pun harus bekerja ektra untuk mencari kita. Jikapun suatu saat kita tersesat, ilmu dasar yang harus selalu kita ingat. Yakinlah kita bisa Pulang atau Ditemukan dalam keadaan selamat. Saat naik gunung tujuan kita bukan kepuncak, namun tujuan kita adalah pulang kerumah dengan selamat. Artikel ini bukan bermaksud untuk menggurui, hanya sekedar sharing pengalaman pribadi tersesat di Gunung Sumbing Tahun 2008.

Salam Lestari

Tinggalkan komentar