Gunung Slamet, mendengar namanya tentu tidak asing lagi bagi kita, simbol keagungan tanah jawa, khususnya jawa tengah. Gunung Slamet adalah gunung tertinggi kedua di pulau jawa, dan menjadi tertinggi di jawa tengah, memiliki ketinggian 3428 Mdpl dan bisa diakses melalui 5 jalur dari 5 kabupaten. Jalur Bambangan Purbalingga, Jalur Guci Tegal, Jalur Prabasari/Jurangmangu Pemalang, Jalur Kaliwadas Brebes, dan Jalur Baturaden Guci. Namun dari kelima jalur itu ada jalur yang menjadi favorit pendaki, selain karena track yang sudah jelas, akses transportasi yang lumayan mudah, juga karena adanya tim sar yang selalu memantau aktifitas pendakian. Jalur ini sangat mudah diakses, dari jawa barat maupun jawa timur bisa memilih dua akses, melalui kota purwokerto dan dilanjutkan naik bus jurusan pemalang, lalu turun di jalur pendakian gunung slamet, namun jangan harap langsung sampai di basecamp, karena perjalanan masih sekitar 2 jam lagi naik angkot atau charter pickup untuk sampai di basecamp bambangan. Nah alternatif lain melalui kota Ikhlas, Pemalang. Dan dari sinilah cerita ini akan dimulai. Baca lebih lanjut
Author Archives
Akses Pendakian Gunung Slamet
Gunung Slamet adalah gunung tertinggi ke-2 Pulau jawa, dan tertinggi di Jawa Tengah. Namun akses ke basecamp gunung slamet masih agak susah ditambah minimnya informasi mengenai akses kendaraan menjadikan perjalanan ke atap Jawa Tengah terkesan susah, padahal tidak demikian. Disini saya akan mencoba membagi informasi mengenai akses ke beberapa jalur pendakian gunung slamet. Baca lebih lanjut
Survival ‘Pantaskah Kita Tersesat’
Survival adalah seni bertahan hidup, berorientasi pada kemandirian dan kemampuan diri dalam menghadapi kondisi tersulit. Banyak artikel yang mengupas tuntas apa itu survival, materi disusun secara sistematik layaknya buku kurikulum dalam pembelajaran disekolah. Disini tidak akan dibahas mengenai ilmu survival, karena sudah dangat benyak yang mengupasnya. Mari kita coba lihat dari sisi lain, supaya pengetahuan kita sedikit berkembang. Baca lebih lanjut
Bersih Gunung, “Geliat kepedulian atau Hura-hura ego berlabel sosial”
Wisata gunung, aku lebih suka menyebutnya, ditengah-tengah hangatnya foto-foto pelancong yang menjadikan gunung sebagai pilihan destinasi alternatif, timbulah berbagai macam opini publik, dari mulai sorak sorai ikut dalam keramaian, sekedar posting sindiran, sampai ada yang mencela keramaian digunung dg gaya akuanya. Baca lebih lanjut
Manglayang 1818
Manglayang bersamamu. hehe
Berawal dari sebuah perkenalan di suatu media sosial tentang kesamaan hobby dan akhirnya kami pun sempat bertemu di kota tempat tinggal nya, biasa di panggil namanya teh ninis. Gadis yang tangguh yang menemani perjalanan ku menapaki salah satu gunung yang tersembunyi di kota kembang ini. Baca lebih lanjut
Navigasi Darat
Impeesa X-Tream Adventure membuka kelas Navigasi darat baik tingkat dasar maupun lanjutan. Navigasi adalah ilmu yang harus dimiliki oleh penggiat alam,meski sistem GPS canggih sudah tersedia, namun alatnyapun terbilang mahal, sehingga sebagai alternatif bisa mempelajari ilmu navigasi darai. Materi yang akan diajarkan meliputi:
1. Tingkat Dasar, dalam tingkatan ini akan diajarkan ilmu dasar seperti pengenalan peta dari mulai jenis sampai penggunaanya, Kompas dan diajarkan teknik navigasi dasar dengan praktik di lingkungan sekitar.
2. Tingkat lanjut, untuk tingkat lanjut akan diberi materi yang lebih kompleks dan penerapan langsung dimedan sebenarnya,biasanya Medan yang kami gunakan adalah pegunungan.
3. Tingkat Navigator, ini adalah tingkatan dimana seseorang akan diberi materi dan praktik untuk menjadi seorang navigator. Dibekali juga cara membuat peta topografi, sehingga sang navigator bisa memetakan medan yang akan dilaluinya.
Pemateri : Navigator Impeesa X-Tream Adventure
Contact Pendaftaran admin@impeesa-xtream.com
Double Summit “Merbabu Slamet”
MENAPAKI KEINDAHAN MERBABU ‘Summit#1’
Silaturahim Diatas Ketinggian, Setelah sebulan penuh kami menjalankan ibadah puasa, tibalah saatnya merayakan hari raya Idul Fitri, segala sesuatu telah kami siapkan untuk mudik kekampung halaman, tak lupa satu set perlengkapan tempur ikut menemani jalan menuju kampung halaman tercinta. Hari pertama lebaran diisi dengan silaturahim keluarga, dan dihari kedua saatnya bertemu sahabat – sahabat tercinta diatas ketinggian.
Dalam perjalanan kali ini, sebenarnya kami bimbang antara naik ke slamet dan merbabu, saya sudah membuat janji dengan temen-temen sekampung dan tim opsih di tanggal 18 juli 2015. sedangkan badari mengajak ke merbabu, dari pada bimbang hari kedua lebaran kita menuju salatiga untuk berkumpul. Sehingga temen-temen yang jauh dan yang dikat bisa saling silaturahim diatas ketinggian.
Tersesat Di Jalur Maut, sesuai kesepakatan kami akan berkumpul di rumah riris salatiga, riris adalah temanya badrun, sayapun belum pernah bertemu sebelumnya. Dhimas dari kebumen sudah terlebih dahulu menuju salatiga, saya berangkat dari rumah sendiri dan akan menuju titik kumpul purbalingga. dititik ini ada nisa dari pemalang, mugi, agus dan kurdianto dari purwokerto. rencana kumpul jam 2 namun molor 2 jam. Setelah sholat di masjid pom bensin sebelah polres purbalingga kami berangkat menuju salatiga.
Perlu diketahui dari rombongan kami belum pernah ada yang ke salatiga, dengan modal yakin kita berangkat. Perjalanan bersama sahabat dekat memang mengasikan, setiap ada pom bensin kita menepi layaknya menemukan pos untuk istirahat saat pendakian, hari sudah menjelang malam, jam 18:00 kita sempatkan makan nasi goreng diemperan toko material, tepat di seberang asrama haji wonosobo.
Makan ditepian jalan beralaskan flysheet, sungguh moment yang sangat istimewa. Sangkin senangnya, mas agus numpahin segelas teh hangan dan tepat mengenai handphone mas kurdi, sepontan kami tertawa lepas melihat kejadian itu. Dalam kejauhan salatiga, dhimas sudah sampai di rumah riris, dan badrun yang berangkat sendiri dari kebumen belum beranjak dari kegiatanya. Setelah kami selesai makan, rombongan saya ajak ke masjid agung wonosobo yang terletak tak jauh dari alun alun wonosobo. Masjid penuh kenangan semasa sekolah dulu.
Karena kami sudah ditunggu, selesai sholat kita langsung melanjutkan perjalanan dengan penuh keyakinan, menyusuri tanjakan kearah temanggung, didaerah temanggung kita kembali berhenti, seketika kesedihan melanda kami yang tadinya sorak sorai penuh semangat, tepat disisi kiri terlihat kobaran api yang sangat besar melahap hutan gunung sindoro. Entah karena faktor alam atau pendaki, yang jelas kami sangat prihatin melihatnya.
Perjalanan kami lanjutkan, jalan mulai menurun di daerah parakan, kami sempat berhenti ketika melihat pom bensin, bukan untuk mengisi bensin tentunya, tapi untuk istirahat. Karena kami memang ingin menikmati perjalanan, karena waktu sudah cukup malam, kami melihat jam sudah menunjukan pukul 21:30, kamipun melanjutkan perjalanan dan sampailah di pertigaan secang. Disinilah awal mula kami menemui jalur maut. Karena kami tidak ada yang tau persih arah ke salatiga, saya meminta plastik dan tali ke saudara kurdi, aku masukan hp kedalam plastik lalu saya ikat ke odometer. Taraaannnggg….. kuda besiku sekarang dilengkapi GPS, kamipun jalan mengikuti gps, kami diarahkan kekiri lalu tak jauh dari pertigaan besar kami masuk kekanan, dengan yakin kami melalui jalan yang semakin lama kami arungi, semakain terkesan seram dan sangat sepi.
Ditengah sepinya jalan, kuda besi mulai kehausan, untuk ada pengecer bahan bakar yang masih buka, kamipun mengisi bahan bakar sambil bertanya kepada abang tukang bensin. Begini ceritanya:….
Saya : “Pak sekalian mau nanya, kalau mau ke kopeng bisa lewat sini kan?”
Bapak : “Bisa mas, tapi jalanya sepi dan banyak tanjakan.”
Belum sempat saya menjawab, datang seorang ibu dan bertanya,
Ibu: “Mau kemah di gunung andong mas?” ternyata tak jauh disisi kiri adalah gunung andong.
Saya: “Ndak bu, kami mau naik merbabu, ini mau ke salatiga dulu, jalanya benar ini kan Bu?”
Ibu: “ Waduh mas, janggan lewat sini, muter balik aja lewat kota. Jalan disini rawan sekali mas, tanjakanya sangat terjal, belum lama juga ada yang meninggal dijalur ini, kalau mau selamat mending puter balik saja”.
Sontak kami terkejut dengan perkataan ibu, semua setuju untuk putar arah dan mencari jalan yang lebih ramai. Namun saya berfikir, sudah terlalu malam untuk putar arah. Dan lagi menurut gps ini adalah jalan terdekat menuju kopeng, dengan segala pertimbangan saya yakinkan untuk tetap melanjutkan perjalanan ke jalan yang disebut sebagai jalur maut.
Dengan keyakinan kami melaju menyusuri jalan yang sangat sepi dan gelap, track sempit yang menanjak cukup membuat kita khawatir dengan perkataan Ibu tadi. Namun setelah kekhawatiran berlalu, sampailah kami ke jalan utama magelang kopeng, ternyata jalur yang kita lalui adalah jalur alternatif via grabag. Sesampainya di jalur utama, masalah belum selesai karena kami harus mencari tempat tinggal riris dengan patokan pasar sapi. Hampir saja saya kesal dan mau menginap di mushola, terang saja karena saya nelfon sang empunya rumah tapi gak nyambung, yang lucunya lagi ternyata pasar sapi bukan pasar yang jual sapi, namanya doang pasar sapi makanya saya muter-muter gak karuan.
Jauh dijalur grabag, ternyata sohib kita yang paling ganteng dan tidak sombong, rajin menabung, saudara badari sedang mengarungi jalur maut sendirian, padahal saya sudah disuguhi kopi hitam yang diseduh dengan segalon air putih buatan empunya rumah raden ajeng risdiyani sri handayani atau biasa dipanggil “Riris”. Sekitar jam 3 pagi semua anggota baru lengkap dan petualanagan menapaki jembatan setan merbabu dimulai.
Welcome to Chuntel, Tanjakan berdebu yang menyekik nafas.
Pagipun tiba, saatnya packing untuk memulai petualngan, setelah kami sarapan pagi, sambil melambaikan tangan saya menghentikan angkot, setelah beberapa kali nego harga akhirnya kita berangkat ke basecamp pendakian merbabu via chuntel. Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di basecamp, kamipun langsung bergegas melakukan registrasi dan menyampaikan bahwa kami akan lintas jalur dan turun lewat jalur selo.
Langkah pertama kita awali dengan jalan beraspal ditengha rumah-rumah penduduk, dalam kejauhan terlihat sebuah pemancar tua yang akan menjadi tujuan pertama kita, itulah area camp via jalur chuntel. Setelah menapaki jalan beraspal, tibalah sambutan hangat yang menanjak dan berdebu pertanda usailah ujung aspal yang memanjakan kami, benar saja baru beberapa menit melangkah nafas terasa tercekik, selain karena track menanjak juga karena debu yang berterbangan membuat kita sulit untuk bernafas normal.
Tanjakan berdebu telah usai, jalan dilanjutkan belokan kekiri lalu kekanan menanjak, setelah belokan kanan terliatlah bangunan sederhana yang sangat menggembirakan, dan akhirnya belum satu jam kita berjalan, kompor dan nesting sudah meloncat keluar tas menyuguhkan air hangat tandan tiba saatnya kita ngopi. Kami memang suka sekali ngebrake, karena puncak bukanlah tujuan utama kami, tujuan kami hanyalah kebersamaan. Setelah acara ngopi selesai, kita melanjutkan perjalanan, setapak demi setapak kita lalui dengan penuh ngos-ngosan, hehehe…. sampai akhirnya kita tiba di tanah luas yang bertuliskan pos 2, tanpa ragu tim juru masak langsung mengeluarkan alat perangnya dan kitapun istirahat panjang untuk shalat, makan dan mager.
Tak terasa hari semakin sore dan kita masih jauh dari target area camp yaitu pemancar, kami semakin mempercepat langkah meskipun tidak pernah berhasil, diperjalanan kita bertemu dengan trio cirebon, kak ayu, kak umar, dan kak umam. Mereka kenal dengan cici, temen kita yang super duper rame, dan disitulah kita mulai saling tukar cerita, meski hanya cerita masak mie goreng yang direbus. Perjalanan kami lanjutkan kembali, menyusuri track yang tidak terlalu curam namun tetap menguras tenaga. Karena hari sudah semakin sore, kamipun dimanjakan dengan keindahan sunset disisi barat jalur pendakian. Narsis manispun dilakukan diiringi tawa riang sahabat-sahabat terbaik.
Menapakai Tanjakan Terjal ditengah Kegelapan,
Meski lirih, suara adzan maghrib cukup terngiang ditelinga, kamipun berhenti sejenak untuk melaksanakan kewajiban. Setelah selesai, perlengapan perang dimalam hari kami siapkan, berbekal senter kecil kami melanjutkan perjalanan, dari tempat kami beristirahat track sedikit landai, namun jarak pandang terhalang oleh semak belukar yang cukup tinggi. Kamipun menjumpai lahan datar yang luas tempat untuk berkemah, namun bukan tempat ini yang kami tuju, karena tujuan kami jauh diatas sana, samar namun sedikit terlihat diantara gelapnya malam, track yang menanjak dan membuat kami malas untuk menapakinya.
Namun dengan semangat 45 kamipun menapakinya dengan sabar, track menanjak yang panjang cukup menyulitkan kami, palagi temen baru kita riris kurang bersahabat dengan cuaca dingin, dan satulagi temen wanita kita nisa sudah terkuras tenaganya sehingga harus ditarik menggunakan weebing, diantara gelapnya malam saat kami berhenti sempat kita bercerita tentang cinta, dan begini ceritanya:………
“Cinta itu ada tiga, Cinta yang pertama adalah Eros, Eros adalah rasa ingin memiliki, rasa yang lebih cenderung ke romantisme serta ketertarikan kepada lawan jenis. Yang kedua adalah Philia atau rasa kasih, seperti kasih kita kepada keluarga, rasa yang timbul bukan atas dasar kepentingan nafsu semata, seperti kasih kita kepada keluarga, dan yang ketiga adalah Agape atau sayang, ini adalah cinta yang paling tinggi kedudukanya, cinta yang tumbuh walaupun kita tak pernah bertenu dengan yang kita cintai, seperti cinta kita kepada Allah SWT,”
Sungguh cerita singkat yang penuh dengan kenangan, karena diceritakan ditengah jalur menanjak, diiringi udara dingin khas pegunungan dan ditambah gelap malam yang begitu mesra.
on process by admin
Profil Singkat Anggota

Puncak Mahameru
Puncak Merbabu
Dibalik artikel yang terbit di website Impeesa X-Tream Adventure, ada kontributor yang secara suka rela menggunakan waktu luangnya untuk berbagi cerita,
apa yang mereka ceritakan murni atas apa yang mereka alami, bukan copy paste dari website atau blog lain. Karena inilah Impeesa, keluarga kecil yang mempunyai cita-cita besar. Dan tentunya kekompakan anggota Impeesa X-Tream yang selalu punya cara untuk membuat Impeesa semakin berwarna.

Tegal Alun Papandayan
Pertemuan kita selalu unik, ada yang bertemu semasa sekolah, bertemu di tempat kerja, bertemu karena dia teman dari temanya teman, ada juga yang bertemu di jalur pendakian. kami memang sederhana, berjumlah sedikit, namun ikatan keluarga selalu menjaga kekompakan kita. memang kami tak selalu berjalan bersama, tapi kami punya cerita yang selalu mencerminkan kebersamaan.

Puncak Guntur
Siapah kami, berikut profil singkat kami, ada yang lucu, nggemesin, ngangenin, dan ada pula yang bikin gak bisa tidur.

1. Ahmad Rinjani @Ranukumbolo
Ahmad Rinjani, pria dengan segudang impianya, memiliki tekad kuat, humoris, dan petualang sejati. karena sedikit lebih tua dibanding yang lainya, dia sering dipanggil bapaknya anak-anak.

2. Achmad Badari @Slamet
Achmad Badari, atau biasa disapa masbadz, pria ganteng ini memiliki keahlian seorang planer kegiatan, setiap kegiatan di rinci dengan sangat detail, pengalaman dalam pendakian gunung sudah tidak diragukan lagi, pria asal kebumen ini selain hobi traveling, dia juga hobi futsal dan main game.

3. Dimas Aditya @Bangka Belitung
Dhimas Aditya, atau sapaan akrabnya dede dim, traveler muda impeesa dengan pengalaman yang menakjubkan, siap berbagi cerita, tips, dan intrik dalam pendakian. masalah dapur, dia ahli memasak nasi. dalam cuaca dingin, menanak nasi menjadi hal yang cukup sulit, namun ditangan dede dim semua jadi mudah, sama seperti mas badz, dede dim berkebangsaan asli kebumen.

4. Bagus Sukma Jati
Bagus Sukma Jati, salah satu pendiri impeesa. Dia adalah real leader dalam setiap kegiatan, perencanaanya sangat matang dan penuh perhitungan. Sebagai salah satu pendiri impeesa, dia tau betul apa yang menjadi misi impeesa saat pertama dibentuk hingga bisa sampai sekarang. Lahir di Karang Lewas, Purwokerto, Kab Banyumas, sekarang bekerja diluar jawa sehingga tidak bisa bergabung dalam kegiatan impeesa untuk saat ini.

5. Awal Wahyu Margiono
Awal Wahyu Margiono, yang bisa dijuluki suneo, dia juga salah satu pencetus impeesa. Gayannya yang energik, penuh semangat dan kritis, suneo sangat teliti dalan hal administrasi, urusan izin dan proposal serahkan pada suneo maka urusan lancar. sekarang suneo lagi mencari nobita, alias tinggal di negeri sakura, jepang.

6.Eka Bangun Purnomo @sumbing
Eka Bangun Purnomo, termasuk perwira pertama impeesa, kebijaksanaanya sangat dikagumi, seorang yang sangat tenang dalam menghadaoi situasi apapun, seperti suneo, mas bangun sekarang tinggal di jepang.

7. Ari Widodo @Sumbing
Ari Widodo, sapaan akrabnya ardo. Seorang yang mempunyai jiwa seni tinggi sekarang menekuni bisnis dibidang kesenian. Pria kelahiran banyumas juga perwira pertama impeesa yang ikut dalam pendakian perdana impeesa ke gunung slamet.

8. Ajun Suhartono
Ajun Suharnoto, dari sekian banyak perintis impeesa, mas ajunlah yang diberi kesempatan mengenyam pendidikan sampai S1 di salah satu perguruan tinggi ternama di purwokerto, ikut dalam setiap pendakian impeesa pada awal berdiri. sampai saat ini masih eksis berkontribusi ke group impeesa, sama seperti ardo dan mas bangun, meski jauh namun tetap peduli dengan Impeesa.

9. Waluyo @Mahameru
Waluyo, inilah penasehat impeesa, pria yang biasa disebut pak wal mempunyai pengalaman pendakian yang luar biasa, mulai bergabung saat impeesa kembali hidup dicikarang. Pak Wal selalu menasehati anggota yang lain, kebijasanaan dan petuahnya selalu menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan di setiap pendakian.

10. Kurdianto @Merbabu
Kurdianto, pria kelahiran banyumas ini salah satu anggota unit bantu pertolongan pramuka, divisi khusus dalam bidang SAR(Search and Resque) Kwarcab Kabupaten Banyumas, memiliki kemampuan khsusu dalam bidang survival, pendaki tangguh yang saat ini masih aktif dalam setiap kegiatan impeesa.

11. Wandra Ade Saputra@Guntur
Wandra Ade Saputra, biasa dipanggil wandra. pendaki tangguh yang juga anggota Ubaloka Kwarcab Banyumas, memiliki semangat juang yang tinggi, ambisius dan kritis. Demi mengejar cita-citanya sekarang dia bekerja di bidang pariwisata, bagai sanji di petualangan luffy dalam menggapai one piece.

12. Mugi Setyo Widodo @G. Batu
Mugi Setyo Widodo atau sapaan akrabnya adalah mugi, pria kelahiran banyumas ini mempunyai keahlian dibidang otomotif, urusan motor kenceng serahin ke dia. Urusan badan dia juga yang paling super, namun untuk pendakian jangan diremehin. Lelaki besar punya cara tersendiri untuk membuktikan dirinya Bisa sampai di puncak tertinggi.

13. Agustino Rekso @Mahameru
Agustino Rekso, sapaan akrabnya tin0 santoso, dialah fotografer sejati. Pengabadi moment indah setiap perjalanan, karyanya sudah tidak diragukan lagi. Lebih pantas disebut fotografer profesional, namun dia juga sangat suka traveling ke gunung. moment indah akan semakin indah dalam bingkai jepretanya.

14. Amin Saefudin @Ciremai
Amin Saefudin, mas amin adalah seorang pejuang tangguh, hobinya narsis sehingga senjata utamanya adalah tongsis, dia mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di jawa barat, memiliki etos kerja yang tinggi dan dia adalah pendaki handal, biasa diandalkan untuk tim pembuka jalur.

15. Agus Suprianto @G. Slamet
Agus Suprianto, pendaki muda asal banyumas yang memiliki fisik tangguh, cekatan dan memilki semangat tinggi. Meski terlihat agak pemalu, namun sebenarnya itulah sikap keramahan dia kepada siapapun, murah senyum dan rajin menabung. Pendaki muda ini memiliki cukup pengalaman dalam perjalanan, pendakian dan operasi bersih.

16. Daris Suhendar @G. Gede
Daris Suhendar,putra daerah yang memiliki keahlian dibidang music, sering diundang manggung untuk berbagai macam acara, ditanganya melodi mengalir indah seperti kabut yang menyelimuti contigi diujung puncak, damia dan indah.

17. Muhammad Dunuroin @Timika Papua
Muhammad Dunuroin, Pendaki asal pemalang yang sekarang bekerja di Freeport Indonesia, khusus mekanik mobil Ford. Sekarang tinggal di Papua, dan jika lancar dialah pendaki pertama dan mungkin satu-satunya pendaki impeesa yang menapakan kaki di Puncak Tertinggi Indonesaia Cartentz Pyramid 4884 Mdpl.

18. Agus Salim @G.Gede
Agus Salim, atlet futsal yang sangat pandai mengolah sikulit bundar, memiliki fisik prima dan pecinta club setan merah. Adop sapaan akrabnya adalah pria asal lampung, setiap pendakian dia selalu berjalan dengan cepat, bagai seorang guide profesional.

19. Ade Suntoro
Ade Suntoro, pangiilan akrabnya mas ade, mas ade sudah kaya jason statham di film transporter 3, keahlianya dalam mengemudi sangat luar biasa dan menjadi andalan saat impeesa mau mengadakan event. dia juga pendaki yang sangat tangguh, natural born leader mungkin julukan yang pas.

20. Kodrat Eko Widodo
Kodrat Eko Widodo, Anak muda yang satu ini berwajah seperti boy band, namun boyband era reformasi. Ketertarikanya dengan alam membawanya ke pengalaman baru, pengalanya termasuk luar biasa untuk pemuda seusianya. inilah generasi mendatang pendaki indonesia.
21 Khoirul,
pria asli madiun ini sangat akrab dipanggil kidz zaman now, disamping kebiasaanya yg sadar kamera, hobinya juga scroll like media sosial, namun dibalik semua itu, ia adalah pemuda penuh semangat, memiliki cita-cita dam imajinasi tinggi.

22. Adi Dwi J
Adi Dwi, mas adi adalah type orang melankolis. dia adalah programer handal yang cukup terkenal didunia persilatan, dia selalu mendaki saat butuh refreshing dari deretan coding yang selalu ia geluti setiap hari.

23. Vera @Kampung Bambu
Vera, Princes Impeesa yang satu ini adalah cewek yang sangat handal, mendaki layaknya cowo, tak kenal lelah dan tak pernah mau diam. Wanita kelahiran banjarnegara ini sudah sering melakukan pendakian, traveling dan dia adalah rider sejati yang selalu berkelana dengan mas rio (Julukan motor merah kesayanganya).

24. Mutiara Nurul Asri
Mutiara Nurul Asri, biasa dipanggil tira. Kalau dikata motor, inilah sigesit irit. Gerakanya yang gesit namun sangat susah makan kalau digunung, pernah menapakan kaki ke mahameru, tekadnya sangat tinggi dan tak kenal lelah. Sebagai seorang admin, jari jemarinya sangat lincah diatas keyboard, bahkan lebih lincah dari gerakan tupai diranting cemara.

25. Cici Armiarsi @Slamet
Cici Armiarsi, atau sapaan aslinya cici. dipanggil cici bukan karena dia keturunan tionghoa, tapi memang nama dia cici. Dia cewe yang super duper pokoknya, pendaki tangguh dan tak kenal lelah plus paling rame. asal ada dia dalam pendakian pasti gak bakal sepi. asal doi tidak sedang ngambek yah….

26. Risdhiyanti Sri Handayani @G.Andong
Risdiyanti Sri Handayani, panggilan akrabnya riris. Menyebut namanya seperti menyebut ibu tanah kelahiranya, RA Kartini. Benar, dia lahir dijepara sekian taun yang lalu. Dibalik badanya yang gak begitu akrab dengan suhu dingin, tersimpan tekad yang sangat luar biasa.

27. Anita Sugandi @Jogja
Anita Sugandi, biasa dipangiil nita. Putri impeesa yang satu ini, orangnya kalem, rajin menabung, suka banget sama eskrim, dan sekali main pasti jauh. Sebagai wanita karir sekarang sudah jarang naik gunung, katanya sih menunggu pangeran bercarier menculiknya.

28. Yuniar
Yuniar, ini dia putri termuda impeesa. karena termuda, dia sering dipanggil de Niar. meski rupawan kaya bidadari yang turun dari mana gak tau. jangan berani-berani ganggu dia, karena ada kami yang akan selalu menjaganya.

29. Ayu @Slamet
Ayu, Seperti namanya, kak ayu asli cirebon. pertama berjumpa di jalur pendakian merbabu, bagai seorang saudara dia langsung akrab dengan kami, dan dengan bantuan dialah tim ekpedisi impeesa ke ciremai berjalan lancar. Benar, dialah orang yang paling tepat untuk sumber informasi pendakian gunung tertinggi di jawa barat.

30. Dwi Setyo Ningsih @3676 Mdpl
Dwi Setyo Ningsih, biasa kami memanggilnya teh wi. Dari fotonya sudah tergambar betapa kuat tekadnnya, dari beberapa pendakian dia selalu berhasil melewatinya dengan mudah. Kalau berbicara Gede Pangrango, Taman Bunga atau Istana Cipanas, dia adalah orang yang peling tepat untuk dijadikan sumber info, karena memang cianjur adalah kampung halamanya.
Kami Keluarga, dan Itulah Keluarga Kami
IMPEESA X-TREAM ADVENTURE
Widya Krida Jaya Ancala
Pendakian Gunung Salak
Gunung salak merupakan salah satu gunung api yang masih aktif, memiliki tinggi 2211 mdpl (puncak 1), bagi sebagian pendaki gunung salak dikenal sebagai gunung yang unik, track terjal ditengah hutan alam yg masih lebat, sangat sedikit info yang bisa didapat mengenai pendakian ke gunung salak.
Selayang Pandang,
Gunung salak sering dikaitkan dengan misteri, apalagi peristiwa jatuhnya pesawat sukhoi superjet 100 yang cukup menggemparkan tanah air. Gunung salak memiliki kawah aktif yang dinamakan kawah ratu, kawasan yang masuk ke dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tidak begitu ramai oleh aktifitas pendakian jika di bandingkan dengan gunung lain di jawa barat. Dari beberapa sumber nama salak berasal dari bahasa sangsekerta ‘Salaka’ yang berarti perak, nama salak juga dikaitkan dengan mama kerajaan ‘Salakanagara’, dan nama salak diambil dari nama kerajaan itu, yang menurut sumber pengungkapan kerajaan salakanegara saat ditemukan prasasti di kerajaan cirebon, namun hal ini juga tidak bisa dibuktikan kebenaranya, cerita lain menurut warga cidahu, nama salak diambil dari nama buah raksasa yang dahulu tumbuh disana, yaitu buah salak. Begitulah salak, apapun asal namanya bagi kami tetaplah sama, salak sebagai simbol kebudayaan tanah parahayangan dg adanya makam mbah salak dipuncaknya.
Pendakian yang tak seperti biasanya,
Biasanya ketika mendaki kami berangkat jum’at pagi, namun karena beberapa peserta pendakian ada yang masuk malam, jadi pendakian dimulai sabtu pagi, padahal jalur yang akan kami tempuh adalah jalur macet menuju puncak bogor. Sabtu jam 04:30 anggota yang bermalam di basecamp impeesa sudah mulai mempersiapkan perjalanan, armada tempurpun sudah siap. Jam 05:00 armada mulai diberankatkan menuju titik jemput, ada dua titik penjemputan yang memaksa dua armada berpisah dan akan kembali bertemu di cikampek arah jakarta. Jam 06:00 kita sudah menuju lokasi, menyusuri tol jakarta cikampek dan dilanjutkan tol jagorawi. setela keluar tol ciawi kita ambil kanan ke arah sukabumi.
Info yang kami dapat sangat terbatas untuk sampai di basecmap pendakian salak, kami pun hanya mengandalkan google maps untuk mencari lokasi basecamp di dekat salah satu tempat spa yang cukup mewah. Walhasil kamipun nyasar, bukan jalan raya mulus yang kami dapati, namun jalan berbatu tajam yang sangat terjal dan sempit. Sempat khawatir juga takut armada kena masalah, mengingat armada yang dibawa bukanlah panser anoa, melainkan city car yang seharunya jalan di jalanan mulus tanpa batu. Semakin lama kami menyusuri jalan, semakin ada keraguan, saat kita nanya ke warga sekitar, memang ini benar menuju javana spa, namun jalur alternatif, dan ternyata ada jalur yang lebih bagus dan besar. Dengan penuh keyakinan dan kehati-hatian, akhirnya kami sampai dipertigaan SD dan sampailah ke jalur utama. Mungkin karena lega sudah menemukan arah yang benar, baru nyadar daritadi lapar. Akhirnya mampir ke warung sunda untuk mengisi tenaga.
Tak lama setelah kami melanjutkan perjalanan, terlihatlah komplek bangunan yang megah, itulah javana spa yang kita cari, sebagai acuan pintu masuk pendakian gunung salak. Sorak sorai kami yang ada dimobil langsung memecah keheningan yang sedari awal mengiringi langkah kami. Dengan senyum, kulihat plang Selamat Datang Taman Nasional Gunung Halimun Salak. KIta diarahkan memarkir mobil dan mengurus simaksi. Saya turun bersama badrun, tak perlu waktu lama untuk mendaftarkan rombongan, karena memang disana sepi, tidak seperti pintu masuk gunung lain yang sangat ramai.
Pintu Masuk Yang PHP, sangkin semangatnya kami langsung menurunkan alat perang dari mobil, dan ternyata pintu awal pendakian masih sejauh 3 Km jalan nanjak yang bisa diakses mobil karena memang akses ke pintu awal pendakian searah dengan jalan menuju javana spa. Tas kita rapikan lagi, dan cus meluncur ke pintu pendakian. Sungguh PHP yang sangat menyakitkan ketika kita sadar membawa 2 mobil dan satu driver kami tidak ikut naik, ditambah lagi parkiran yang dijaga hanya di pintu awal. terpaksa saya, mas ade dan mas tino harus kebawah lagi markirin mobil, dan jalan kaki sampai pintu masuk. PHP yang sangat luar biasa, belum juga mulai mendaki, cakra kita sudah mulai hilang bertebaran bersama keringat yang menetes.
Ucapan Selamat datang dari 2211 Mdpl, setelah kami cek perlengkapan akhir dan melakukan briefing mengenai teknis pendakian, gambaran route dan menentukan titik camp, kami langsung memuali pendakian dengan didahului doa bersama. Pintu masuk yang kecil berpagar besi kami lalui, tanjakan terjal berbatu nan licin langsung menyambut perjalanan kami, jurang curam disisi kiri dan pepohonan bambu yang mengiringinya membuat kesan tersendiri di perjalanan kali ini. Baru melangkahkan kaki beberapa menit rombongan haris terhenti karena saya mengalami masalah dengan perut, terasa sangat mual. Setelah dirasa cukup nyaman, perjalanan kami lanjutkan.
Stelah melewati tanjakan terjal, sampailah di track datar yang cukup mengasikan, melalui jembatan kayu yang sudah hampir lapuk, ternyata disisi kanan ada jalan beraspal yang membuat kami tertawa sendiri, itu adalah jalan aspal menuju javana spa, kita hanya diputar dan melewati jalan disisi kiri dengan pembatas tumbuhan semak yang cukup lebat. Sesekali jalanan turun naik dan sampailah di pertigaan, kita langsung ambil kiri sesuai petunjuk peta. Untuk jalur sendiri sudah sangat jelas, ditandai dengan patok berjarak 100 Meter. jadi setiap 100 meter kita bisa menemukan patok, untuk track ke puncak salak diawali dengan patok 1-25 sampai pertigakan, kekiri menuju mata air dan jika diteruskan sampai ke kawah ratu, dan kekanan menuju ke puncak dan patok di mulai dari 0 lagi sampai patok ke 50 atau puncak.
Kembali ke pertigaan awal kita ambil arah kiri, jalur mulai sedikit menanjak dan dilanjutkan jalan yang cukup landai, track batu yang tersusun memanjakan langkah kita, suasana hutan sudah mulai terasa, disepanjang jalur banyak pepohonan tumbang yang memaksa kita berjalan ektra hati-hati. Etape pertama kita lalui dengan penuh semangat, hingga sampai di patok ke 25 pertigaan kawah ratu. Disitu tanah cukup luas untuk sekedar istirahat dan menjalankan kewajiban, karena dekat dengan mata air sehingga kami bisa mengambil air wudhu dengan mudah.
Hutan Alam nan Asri, perjalanan menuju puncak salak kami lanjutkan. Hutan yang sangat lebat dengan track basah menyambut kami, hawa dingin dan sunyi mulai terasa, cagar alam yang sangat luar biasa mengingatkan kami ke hutan alam gunung slamet. langakh demi langkah kami lalui, candaan masih mengiringi langkah kami. patok demi patok kami lalui, sampai bertemu track yang cukup sulit, kami dihadapkan dengan hamparan lumpur, setelah mencermati track kami melihat ada bekas jejak dipepohonan sejenis pandan namun sangat besar, tersusun rapi seakan membentuk jalur untuk dilewati, aku mencoba melintasi track untuk memastikan track itu bisa dilalui dengan aman. setelah kami melewati jalur berlumpur, tanjakan demi tanjakan kami lalui, langkah kami semakin berat setelah melalui dua pohon besar yang berjejer, hawa dingin langsung terasa setelah melewati dua pohon itu. Hari sudah semakin sore, namun kami masih sangat jauh dari tujuan.
Kekhawatiran mulai timbul, hawa-hawa aneh mulai terasa olehku, seiring semakin gelapnya hari, langkah kami semakin berat, kami sering berhenti untuk melepas lelah. Entah karena sudah mulai kehilangan tenaga atau yang lain, kami melangkah dengan sangat berat. Sesekali kami mencari tempat yang lapang untuk beristirahat dan membuka perbekalan, namun kami hanya melewati track menanjak. Tanah merah dengan hiasan akar yang menjulang sepanjang jalur membuat kita semakin terasa lelah. Hari semakin gelap, jam menunjukan pukul 17:50 namun kami belum menemukan lahan untuk beristirahat. Suasana sudah mulai berubah, kami sedikitpun tak ada gambaran apa yang akan ada didepan, karena tak ada satupun dari rombongan kami yang pernah kesana.
Ditengah track terjal, samar namun terlihat ada cahaya diatas ketinggian, kami mulai lega karena didepan sudah ada tanda kehidupan, sepanjang jalan dari pertigaan kawah ratu kami tidak bertemju dengan rombongan lain, wajar kalau kami merasa senang ada rekan pendaki didepan jalan yang kami susuri. Jam 18:30 kami sampai di sumber cahaya, yang ternyata hanya satu tenda berisi dua orang yang sedang memasak. Kami pun permisi ikut gabung istirahat, kami bergantian sholat sambil menyiapkan minuman hangat andalan kami, kopi hitam kupu-kupu.
Tamu tak diundang, stelah kami selesai beristirahat, perjalanan kami lanjutkan. Senter kita nyalakan semua, karena gelapnya malam ditambah hutan alam yang sangat lebat membuat kami harus ektra hati-hati. Berbeda dengan sebelumnya, langkah kami terasa sangat ringan, kami berjalan begitu cepat meskipun track yang kami lalui lebih berat dari sebelumnya. Jalan yang lebih mirip saluran air kami lewati dengan penuh keyakinan. Jam 20:00 kami masih sangat semangat, terus melewati tanjakan demi tanjakan, sesekali kita harus bersusah payah merangkak naik untuk bisa melanjutkan perjalanan.
Ditengah track terjal terkadang ada juga turunan yang cukup terjal, hal ini sangat wajar karena kontur jalur menuju puncak memang naik turun. kalau dilhat dari jauh, nampak puncak salak seperti bergerigi dan bersusun. Sesekali kami berhenti untuk beristirahat, duduk ditemani kunang-kunang terasa sangat romantis sampai kami matikan senter untuk sekedar menikmati indah kelap kelip kunang-kunang. Tak lama setelah kami melanjutkan perjalanan, ada hawa yang berbeda mulai terasa. Aku merasa ada yang mengawasi langkah kami, namun hal ini aku pendam dengan harapan rekan yang lain tidak ikut hawatir. Badari yang ada didepanku mulai ikut merasakan, sangat kental sekali hawa mistis yang mengiringi langkah kami.
Ditengah kebisuan, kami terus melangkah dengan harapan akan menemukan area perkemahan. Ketika itu saya jalan paling belakang, seketika rombongan terhenti karena didepan ada turunan yang lumayan terjal sehingga kami sedikit melompat. Setelah saya melompat untuk yang terakhir, terdengar suara lompatan lagi, bulukuduk langsung berdiri pertanda ada sesuatu yang ganjil dalam perjalanan kali ini. Badari yang mulai ikut merasakan berbicara, kamipun sepakat untuk tidak membicarakanya lebih lanjut, karena kami tau ada tamu yang tak diundang yang datang dan ikut melangkah. Kami terus mempercepat langkah, namun perasaan akan kehadirian tamu yang tak kami kenali semakin kuat, saya pun memutuskan untuk berhenti dan sejenak melihat keadaan sekitar, dengan penuh yakin sayapun mencoba berinteraksi dengan mereka, yang intinya kami datang bukan untuk mengganggu, juga datang tidak untuk mencari teman.
Kejadian pertama sudah membuat saya khawatir, saya sarankan untuk selalu berdoa dan tidak mengkosongkan fikiran, karena sesuatu bisa terjadi kapanpun ditengah track yang terkenal cukup misterius. Ditengah kekhawatiran kami menemukan tanah lapang diantara jurang, setelah kami berdiskusi akhirnya kami putuskan untuk mendirikan tenda di area itu.
Misteri Camp patok 28, seingat saya area camp tidak jauh dari patok ke 28, masih cukup jauh dari puncak namun keadaan memaksa kami untuk berhenti. Kamipun membagi tugas, ada yang memasak dan juga ada yang mendirikan tenda. kami mebawa tiga tenda untuk sepuluh orang, namun hanya dua tenda yang bisa kami dirikan karena keterbatasan langkah. Disamping kanan jurang yang cukup dalam, sehingga kami memasang webing membentuk pembatas yang dikaitkan diantara dua pohon ditepian jurang.
Stelah selesai mendirikan tenda, sayapun membantu membuat menu masakan, ada yang memasak nasi, menggoreng tempe dan membuat rendang. Saat kami memotong daging sapi yang kami bawa untuk dimasak, hawa dingin mulai terasa. Bukan seperti hawa dingin biasanya, aura mistis mulai terasa. Suara-suara aneh mulai terdengar, kami semua berusaha tenang. semakin lama hawa itu semakin terasa, sayapun mundur dari tim masak dan duduk diantara tenda dan pohon besar beralaskan matras hitam, karena susasana tak kunjung mencari, sayapun membaca Al-Qur’an untuk memecah keheningan malam itu, ditengah lantunan ayat suci yang kubaca, saya merasakan ada yang sedang mengawasi.
Setelah selesai membaca, sayapun berlanjut membaca talbir, tahmid dan tasbih, dan ditutup dengan kalimat tahlil, setelah itu saya lanjutkan berdoa dan Alhamdulillah, setelah selesai seketika hawa hangat terasa. Dingin yang tadinya cukup mencekap hilang dalam sekejap, kamipun makan dan bersiap untuk beristirahat. Namun beberapa teman kami yang mendapat panggilan alam masih sempat ditakutkan dengan bayangn-bayangan hitam yang melintas di kanan dan kiri ketika melakukan panggilan alam.
Sebelum tidur kami bergantian mendirikan sholat, namun karena hanya bisa mendirikan dua tenda yang berkapasitas 3 dan 4 orang, terpaksa harus berdesak-desakan. masing-masing tenda hanya bisa dipaksakan masuk satu orang lagi, sehingga saya harus tidaur diluar. tepat diantara dua tenda ditengah gelapnya hutan alam yang sangat lebat. Sesekali terlihat bayangan-bayangan yang melintas, namun dengan keyakinan dan doa akhirnya saya bisa tidur pulas.
Tanjakan Terjal, Jam menunjukan pukul 04:00,saya mulai membangunkan teman-teman untuk melanjutkan perjalanan. Dengan menyiapkan bekal yang cukup, kami meninggalkan peralatan mendaki di area camp, suapaya kami bisa berjalan lebih cepat mengingat puncak masih jauh. Setelah berjalan cukup jauh, kemi menjumpai tanjakan yang sangat terjal, meski sudah disediakan tali untuk memanjatnya, namun tetap saja track itu menyulitkan kami. Tanjangan yang sangat terjal dan tinggi kita leati secara bergantian. Tak lama setelah kami melewatinya, kami menjumpai area camp yang cukup luas, kamipun berhenti untuk mendirikan shalat shubuh.
Setelah selesai kami melanjutkan track menurun, setelah turunan kami kembali disambut dengan tanjakan terjal. tak jarang kami melewati jalan setapak dengan jurang disisi kanan dan kirinya, didalam kejauhan terlihat api menyala. Kami tidak tau persisi, akibat kebakaran atau memang itu area kawah, mengingat lokasi kawah ratu tak sejauh itu. Hari sudah mulai terang, kami masih melaju di patok ke 45, hatipun sudah mulai lega dengan datangnya cahaya matahari yang mulai menyinari langit. langkah demi langkah kami lalui, dan sampailah kami di patok 49, 100 meter sebelum puncak. Kami semakin semnagat untuk berjalan, dan Alhamdulillah kami sampai di puncak salak 1 dengan ketinggian 2211 mdpl. Sungguh perjalanan yang sangat luar biasa, gunung dengan ketinggian 2211 mdpl memiliki track yang jauh lebih berat. Kamipun berfikir kalau gunung salak adalah gunung dengan track paling berat sejawa barat, mengalahkan tingginya ciremai dan terjalnya cikuray , gambaran tanjakan setan digunung gedepun kalah dengan tanjakan terjal digunung salak.
Makam Mbah Salak, Puncak Salak Manik 1, sungguh perjalanan yang sangat luar biasa, membelah hutan alam dan bersabar diantara misteri yang kamipun tak tau pasti ada apa dan kenapa itu bisa terjadi. Ditengah megahnya puncak salak, ada makam yang cukup panjang. Di batu nisan tertulis Makam Mbah Salak. Makam ulama yang cukup melegenda, namun sangat ironis, diarea makam banyak sesajen. cerutu dan rokok yang menyala yang sengaja ditinggalkan tepat diatas makam. Tanpa ragu saya memasuki area makam dan membuang semua sesaji seperti rokok, cerutu dan barang-barang tak jelas. Setelah saya bersihkan, saya lanjutkan untuk sekedar bedoa tepat disamping makam.
Senang melihat temen-teman kami senyum ceria dan sibuk dengan kamera, berfoto dan bersendagurau, kamipun sempat mengabadikan moment itu kedalam video. setelah kami puas menikmati pemandangan alam yang begitu menakjubkan, kami berkumpul untuk menikmati teh hangat ala mas ade dan kopi hitam kupu-kupu yang diaduk 21 kali kearah kiri buatan mas mugi. Kami bersykur, memiliki alam yang sangat indah, dan semoga kami bisa menjaganya hingga anak cucu kami kelak.
Gunung salak memang memiliki misteri, namun dengan niat baik dan tindakan yang baik pula, perjalanan kesana tak perlu dikhawatirkan. Pesan saya untuk pendaki yang akan pergi kesana, ajaklah orang yang sudah pernah kesana, bersikaplah yang baik, jaga tutur kata, selalu permisi ketika akan membuang hajat, dan bawa turun sampah baik yang kita hasilkan atau yang tergeletak disepanjang jalur pendakian. Semoga pengalaman kami menjadi informasi yang bisa diambil manfaatnya. Terimakasih….
Peserta pendakian Salak:
- Ahmad Fatah
- Acmad Badari
- Dimas Aditya
- Ade Suntoro
- Agustino Rekso
- Kodrat Eko Widodo
- Amin Saefudin
- Mugi Setyo Widodo
- Wandra Ade Saputra
- Cici Armiarsi
Dokumentasi:
Packing, Nyaman dan Aman
Dalam sebuah pendakian kita pasti diharuskan membawa perlengkapan yang lumayan banyak, dari mulai tenda, peralatan masak, dan peralatan lainya. Namun bagi yang masih awam dalam pendakian mungkin akan mengalami sedikit masalah saat packing, disini redaksi Impeesa X-Tream Adventure akan membagikan sedikit tips untuk menjadikan referesni saat packing.
Bawa yang dibutuhkan, langkah awal kita harus merencanakan barang apa yang akan dibawa, dan ini sangat bergantung dari seberapa lama kita akan melakukan perjalanan. Semakin lama kita melakukan perjalanan berarti kita membutuhkan logistik yang lebih. perhatikan cuaca, karena ini juga akan menentukan seberapa banyak air yang akan kita bawa. Setelah semua barang yang dibutuhkan sudah kita siapkan, mulailah kita memilah barang yang akan kita bawa.
- Tenda, ini adalah perlengkapan yang cukup memakan tempat, oleh karena itu perlu kita pisahkan dahulu. bongkar tenda dari kemasan, lalu lipat menyesuaikan lingkar tas. lalu taruh tenda inner dan outer didasar tas, bila diperlukan dan ada, bentuk body tas dengan matras hitam yang diletakan melingkar.
- Peralatan ringan, lanjutkan dengan peralatan yang ringan seperti sleeping bag, matras (jika memakai matras alumunium atau sejenisnya), jaket, baju dan celana ganti.
- Logistik, utamakan logistik ringan seperti mie instan, snack, dan yang lainya.
- Peralatan masak, seperti kompor dan nesting, tapi jangan memasukan gas kaleng ke tengah tas,
- Kemudian logistik yang lebih berat seperti makanan kaleng, beras, dan air.
- Untuk Frame tenda bisa dimasukan disamping tas, atau didalam tas secara vertical diantara tepian tas dan lingkaran matras (jika menggunakan matras hitam).
- Untuk peralatan pendukung seperti Jas hujan sebisa mungkin diletakan di bagian atas, masukan juga peralatan lain seperti pemantik, senter, batre cadangan , sarung tangan dan perlengkapan kecil lain kebagian atas.
- Jika ada saku samping, letakan gas kaleng dan air secukupnya untuk persediaan selama di perjalanan.
- Selalu sediakan kantong sampah, dan pastikan bawa kembali semua sampah yang kita hasilkan.
Pengaturan beban yang dimulai dari teringan sampai terberat, dimaksudkan untuk menghindari beban bertumpu pada pinggang yang akan memperbesar resiko cedera saat diperjalanan. Selamat mencoba dan semoga perjalananya menyenangkan.
Author : Impeesa
Penulis : Tim Redaksi